Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sudah menyiapkan strategi khusus untuk meningkatkan kinerja BKKBN, pencapaian sasaran, program dan target MDGs tahun 2015. Salah satunya kampanye dua anak cukup dan empat terlalu.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BKKBN, Sudibyo Alimoeso, mengatakan, beberapa langkah-langkah akselerasi program kependudukan dan KB antara lain adalah pembinaan peserta KB dan peningkatan Advokasi Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) yang difokuskan pada sasaran kelompok khusus.
"Kelompok khusus, (pasangan usia muda dan memiliki dua anak), pasangan usia subur dari keluarga miskin, serta pelayanan KB di wilayah sulit dan kumuh disosialisasikan melalui kampanye 2 (dua) ANAK CUKUP dan 4 (empat) TERLALU," ungkap Sudibyo dalam pidatonya di Hotel Grand Inna Muara, Padang, Senin (8/4/2013).
Menurut Sudibyo, kampanye slogan sebelumnya, yakni dua anak lebih baik dianggap kurang tegas. Pasalnya, sering ada plesetan dilapangan yang menyatakan dua anak lebih, itu baik.
"Ada kenyataannya di lapangan ada plesetan dua anak lebih, itu baik. Sehingga dianggap komunikasinya keliru dan menganggap harus punya anak lebih dari dua. Ini merupakan komunikasi yang tidak tegas," tegasnya.
Sudibyo mengaku, dua anak cukup dan empat terlalu, lebih jelas dan tegas. Bahkan, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi pun sangat mendukung slogan itu. "Menkes meminta slogan empat terlalu dihidupkan kembali. Empat terlalu berarti terlalu mudah melahirkan, terlalu tua untuk melahirkan, terlalu rapat jarak kelahiran dan terlalu banyak anak. Oleh karenanya, kita kampanyekan di 2013 ini," pungkasnya.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, mendukung slogan dua anak cukup dan empat terlalu. Dalam sambutannya pada acara pembukaan Konsolidasi Bidang (Kobid), di Kota Padang, Irwan mengatakan pemerintah Provinsi Sumatera Barat sudan menjadikan slogan BKKBN sebagai budayanya sendiri.
"Baranak bak balam saikua jantan saikua batino, sesuai dengan moto BKKBN dua anak cukup," jelas Irwan.
Menurut Irwan, potensi penggerakan program Kependudukan dan KB di Sumatera Barat tidak terlepas dari kiprah "tungku tigo sajarangan tali tigo sapilin," yaitu peranan ninik mamak, cerdik pandai dan alim ulama dalam mengajak warga dan masyarakat dalam mensukseskan program KB.
Berdasarkan data statistik Total Fertility Rate (TFR) atau tingkat kesuburan Sumatera Barat adalah sebesar 2.8 dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 di atas rata rata TFR nasional yaitu 2.6 anak perwanita usia subur. Artinya, masing-masing keluarga memiliki dua sampai tiga orang anak.
Irwan menerangkan, demikian pentingnya masalah Kependudukan dan Keluarga Berencana tentu menjadi tantangan tersendiri untuk dapat menyampaikan program ini kepada seluruh masyarakat secara esensial dan komprehensif, khususnya pada masyarakat Sumatera Barat.
"Sehingga, program kependudukan dan keluarga berencana ini dapat dipahami secara substansial dan mengakar dalam kehidupan masyarakat, yaitu merencanakan kehidupan keluarga dan mempersiapkan keluarga yang berkualitas," tuntasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar